Pukul 3 pagi.

Aku terbangun karena kau menghampiriku.

Dalam mimpi.


Kau membuat dadaku sesak.

Terdiam,  melihat cahaya, dan menyesal.

Aku bertanya,  mengapa aku  melihat kenyataan bahwa ini tidak nyata.


Kau adalah bulan yang diidolakan semua bintang.

Aku adalah batu kecil di dasar lautan yang tak diinginkan.


Sepasang anak kembar yang kau peluk,  mereka menangis dan kau begitu dewasa menenangkan.

Kau dan aku.


2015, pertama kali mengenalmu.

Tahun berapa kau akan mengenalku?


Mimpi ku terlalu liar untuk sebuah batu yang menginginkan bulan.

Bahkan cahayamu pun tak bisa kudapatkan.


Jika mengagumimu adalah salah, maka biarkan aku benar.

Aku ingin bertemu denganmu.  Dekap aku.  Sadarkan aku!


-KL-

 


 


Hai! Ini lirik lagu yang aku buat dalam waktu singkat saat aku bangun tidur dari memimpikan kim namjoon, hihi. Untuk lagunya masih dalam proses. Semoga suka~





Kalian pernah gak dalam posisi bingung sama diri sendiri. Bingung mau ngapain. Ada tempat cerita tapi gak bisa cerita. Mau cerita tapi gk punya tempat untuk menampung cerita.

 

Pernah gak hidup dalam 2 rumah yang jauh berbeda dan di setiap rumah punya plus-minusnya masing-masing?

 

Rumah pertama itu besar, bagus, rapi, dekat, tapi lingkungannya sepi, cuma ada kamu di rumah. Selalu menerima kamu saat kamu pulang. 

 

Rumah kedua, sederhana, nyaman, sedikit berantakan, jauh, tapi lingkungannya sesuai dengan yang kamu inginkan, kamu gak merasa sendirian. Kadang pintunya terkunci krna bukan hanya kamu penghuninya.


Rumah pertama membunuh kamu secara perlahan dan rumah kedua membunuh kamu secara langsung.


Pernah?








You.
A Formula that I could never solve.
A story that I never told.

That's You.
A reality that never out.
Try so hard to find out,

Who are you?

Just open all The DOOR.

You,
My Alohomora









The Night, place where I spend the night.
In the shadows that I see every night.

Just let them hold me tight.
Till I give my best fight.

Just Come, 
My darknest side.



Pict from Black Swan Movie

02.02.2020

Oh andai tradisi amplop mengamplop pada pernikahan di negara ini tidak ada.
Sepertinya indah.
Yang diundang tidak perlu memikirkan mau berapa, sedang ada atau tidak. Mau dapat undangan berapa banyak pun tidak merasa terbebani.
Dan yanag mengundang, tidak terfikir untuk bisa 'balik modal', jadi tidak perlu mati-matian pinjam sana dulu sini dulu agar acaranya mewah, lalu bisa dibayar dengan 'balik modal' tadi. Yang dikhawatirkan, harapan tersebut tidak terjadi akhirnya hutang menumpuk.
Oh andai.